Pastinya usia pakai busi sudah dipatok dari sono-nya. Artinya, saat motor keluar dari pabrik dan dipakai konsumen, kondisi pemantik api di ruang bakar ini juga ikut ditentukan banyak faktor. Beberapa hal sederhana juga bisa mempersingkat umur pakai busi.
Patokan dengan kondisi mesin standar rata-rata pabrikan dan jenis motor harus mengganti komponen pemantik api ruang bakar paling cepat di angka penggunaan 5.000 km. Tapi, busi bisa cepat diganti lantaran faktor penggunaan dan perawatan.
"Intinya usia busi sangat ditentukan kondisi campuran bahan bakar dan udara. Kalau sering kejadian campuran bensin dan udaranya enggak ideal, mempercepat usia pakai busi," ujar Slamet, Instruktur Yamaha Enginering School (YES), PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI), Jakarta.
Kondisi debit bahan bakar dan udara yang enggak homogen akan bikin busi kelihatan tanda basah atau kering. Basah berarti terlalu banyak bahan bakar dibanding udara. Kering berarti udara lebih banyak dibanding bensin. "Artinya, kondisi yang enggak ideal juga bisa bikin ruang bakar kotor. Dan efeknya, kerak juga akan ikut menempel ke busi," tambah Reiner Sitorus, Technical Service & Spare Part Manager PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI).
Di busi ada bagian yang di dalam prosesnya akan menentukan kondisi besar atau enggak api yang dipancarkan. Namanya elektroda tengah atau center electroda dan elektroda samping alias side electroda. Bentuknya yang satu menekuk seperti huruf L terbalik dan satunya lagi seperti ujung pensil hitam.
Pada bagian elektrodalah arus listrik di ruang bakar menghasil loncatan api. Api dari busi menimbulkan ledakan akibat membakar campuran bahan bakar yang masuk ke ruang bakar.
Penumpukan karbon yang lebih cepat akan berakibat pada kondisi elektroda. Pembakaran sempurna akan menghemat usia busi. Tapi, lebih sering terjadi pembakaran enggak sempurna yang berdampak penumpukan karbon sisa pembakaran di komponen pemantik api.
Enggak usah ngomongin mesin yang diutak-atik alias dimodifikasi bikin umur busi singkat. Tapi, ada hal yang sederhana bisa memangkas umur busi.
Balik lagi ke sesuatu yang sederhana bikin terjadinya usia busi singkat. Salah satunya cara penggunaan. Pengendara yang doyan ngegas motor pelan. Pastinya pelan enggak masalah, tapi kecepatan yang rendah enggak berbanding lurus dengan putaran mesin. Simpelnya menggunakan gigi tinggi di rpm rendah.
"Karakter cara bawa motor seperti itu bikin campuran bensin dan udara gak terbakar semua. Muncul kerak yang kelamaan menempel dan bikin lemah api yang dihasilkan busi," ungkap Reiner yang berkantor di kawasan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur.
Ada juga yang kaitannya dengan perlakuan pengguna kuda besi. Membiarkan motor langsam terlalu lama saat pagi hari. Padahal, mesin berputar tanpa beban yang terlalu lama bikin pembakaran enggak sempurna. Efek paling jelas akan ada penumpukan karbon lebih cepat di komponen pemantik api.
Karena itu, motor yang dipakai dengan kecepatan sesuai dengan putaran mesin bisa memperpanjang usia busi. Bahan bakar dan udara terbakar tuntas saat api muncrat dari busi. "Ruang bakar pun enggak cepat menumpuk karbon dari sisa pembakaran. Busi jadi cenderung enggak ada penumpukan kerak," urai Slamet.
Terus, jangan menganggap sepele kalau setelan udara enggak pas. Sering ngotak-ngatik sekrup penyetel langsam di karburator, juga berpengaruh terhadap busi. Udara yang minim diisap karburator saat gas dipelintir bikin pembakaran enggak maksimal. Jadinya, lebih banyak dibanding udara saat busi memuntahkan api dari eletroda.
Ini menyangkut perawatan yang mungkin saja lupa dilakukan mekanik dan sepele dianggap si pemilik motor. Waktu motor masuk bengkel pastinya hanya bergantung sama apa yang diminta pemilik.
"Seringnya juga, mekanik cuma mengecek kerenggangan busi. Tapi enggak lihat kondisi busi langsung. Padahal, sebagusnya busi dibersihkan dari kerak supaya kondisi seluruhnya tetap terjaga," saran Reiner yang berkacamata itu.
Jadi, silakan berpikir lagi. Jangan sampai hitungan biaya penggantian busi jadi lebih boros karena perlakuan yang dianggap sepele. Biaya yang dikeluarkan lumayan lho kalau terlalu sering ganti komponen pemantik ini.
Sumber : NIko/Adib Tabloid MP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar